Dalam hidup ini, setiap orang memiliki tujuan yang harus dicapai. Seperti ingin berhasil dalam pendidikan, berbisnis ataupun dalam membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia. Dengan begitu Anda memiliki dorongan untuk melakukan hal-hal yang membawa Anda menuju keberhasilan tesebut.
Dengan kata lain dengan memiliki tujuan, bisa memotivasi seseorang agar tetap optomis mengejar cita-citanya. Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Kata motivasi sendiri membuat kita memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal baik, positif, dan mendorong kita agar tetap semangat. Begitu pun dalam perusahaan, tim membutuhkan motivasi atau dorongan agar tetap semangat dan produktif demi tercapainya sebuah target.
Rata-rata 80% perusahaan memfokuskan strateginya di media, karena hal tersebut dapat meningkatkan penjualan. Disisi lain emosi karyawan juga dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.
Emosi yang negatif akan berdampak buruk pada kemajuan perusahaan, maka perlu dijaga atau di seimbangkan dengan motivasi dan goal yang akan di kejar. Motivasi kerja karyawan adalah sebuah bentuk dorongan positif yang ditujukan kepada karyawan agar mereka terdorong dan memiliki semangat lagi dalam menjalankan pekerjaannya.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan kinerja karyawan dan hasil pekerjaan mereka. Adapun salah satu motivasinya adalah dengan memberikan insentif yang efektif untuk tim penjualan. Ternyata motivasi karyawan mempengaruhi insentif yang diterima.
Dengan adanya insentif tersebut dapat mendorong karyawan menjadi lebih produktif dan dapat mewujudkan bahkan melampaui standar yang telah ditentukan perusahaan. Ada tiga kelompok insentif yang dapat Anda pelajari, yaitu sebagai berikut:
1. Superstar Insentif
Maksud dari superstar insentif adalah setiap karyawan dengan penjualan tertinggi atau berprestasi akan mendapatkan kompensasi berupa uang atau bonus. Dengan begitu, semua karyawan akan berlomba-lomba menjadi yang tertinggi untuk memperoleh superstar insentif tersebut.
Bila semua karyawan telah berada dalam posisi terbaik, maka secara tidak langsung dapat menghilangkan istilah karyawan lemah. Kelebihan dari cara ini pastinya memiliki nilai positif. Karena siapapun berhak mendapatkan insentif jika prestasinya paling tinggi, jadi kompetisinya jauh lebih sehat.
Motivasi superstar insentif ini lebih memfokuskan sebagai perangsang dan program kesejahteraan yag dapat meningkatkan produktifitas seperti bekerja lebih semangat, cepat, lebih disiplin dan lebih kreatif. Bagi perusahaan pengukuran kompensasi ini akan memakan biaya namun pengelolaan dan sistem yang baik tentu akan sepadan dengan hasil yang diperoleh perusahaan.
2. Prinsip Wickes Link
Prinsip wickes link dapat diartikan bahwa semua bisa memperoleh insentif atau uang sesuai prestasi terendah. Bila cara ini di terapkan dalam perusahaan Anda, maka akan berlomba-lomba juga menjadi yang tertinggi agar tidak ada yang menjadi terendah.
Contoh dari cara tersebut misalnya Anda memberikan target ke 10 karyawan. Sembilan karyawan mendapatkan penghasilan 90% dan hanya satu orang yang pencapaiannya 50% maka semua mendapat insentif 50%.
Artinya semua orang harus waspada dengan tim yang lemah, mereka harus bisa membantu agar semua bisa berprestasi dengan baik sehingga tidak ada orang yang lemah. Dengan begitu secara tidak langsung insentif pun menjadi lebih atau sama-sama mendapat 90%.
3. Menggunakan Sistem rata-rata
Mungkin selama ini yang kita tahu adalah metode rata-rata (metode average). Namun ternyata dalam perusahaan apapun dapat menggunaka sistem rata-rata bukan hanya dalam menghitung penjualan produk, tetapi bisa digunakan dalam menghitung insentif karyawan.
Dengan cara tersebut berapapun prestasinya, semua mendapatkan hasil yang sama. Dari hasil tersebut dapat disebut juga sebagai hadiah untuk karyawan yang lebih fokus mengejar kenikmatan khususnya dalam konteks penjualan.
Misalnya jika Anda menawarkan sesuatu yang benar-benar menarik, maka tim penjualan ini akan berusaha dengan lebih giat. Ada bentuk-bentuk insentif yang tidak selalu berkaitan dengan uang, tapi bisa juga berupa waktu. Misalnya mereka diizinkan pulang lebih cepat jika bisa menjual paling banyak hari ini atau diperbolehkan libur 1 hari. Jadi dengan cara tersebut bisa menimbulkan perasaan senang. Sejak diterapkan insentif tersebut mereka berlomba-lomba mengejar target agar bisa pulang lebih awal.
bentuk lain dari insentif adalah dengan memberikan makan siang gratis, voucher hotel, voucher menginap untuk keluarga, dapat tiket pesawat PP Jakarta- Bali-Jakarta menginap di Villa bersama tim atau mendapatkan voucher belanja . Insentif memang menantang untuk dimenangkan, tetapi tidak dapat dilakukan semua orang. Jika ada satu orang saja yang selalu menang, maka yang lain perlahan-lahan akan menimbulkan perasaan demotivasi dan akhirnya tidak mau berusaha.
Karena ternyata dengan hanya memberikan hadiah untuk penjualan, terkadang ada karyawan yang akan melakukan segala cara untuk mencapai target penjualannya termasuk merebut prospek teman lain atau bisa saja memanipulasi data dan seterusnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka menambahkan aturan memang perlu untuk mencapai insentif tersebut.
Seperti, jika Anda ingin menjadi nomor satu harus memiliki perilaku yang terbaik, disiplin, absensi paling bersih, pertumbuhan paling tinggi, hasil paling banyak pencapaian terdekat antara target dengan aktual, orang yang paling proaktif, pelayanan yang paling ramah dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, Anda memberikan insentif dengan tujuan mendorong orang untuk berperilaku lebih positif, mendukung orang-orang untuk menjadi lebih baik. Karena ketika karyawan menjadi orang yang lebih baik, bisnis Anda akan menjadi lebih baik pula. Gunakan insentif dengan bijaksana, bisnis Anda pasti akan jauh lebih sukses luar biasa, semoga bermanfaat.
Tom MC Ifle,
salam pencerahan.