Tanpa disadari kebiasaan buruk para business owner atau pengusaha memberi peluang kegagalan yang sangat besar pada bisnis yang dijalankannya. Berbagai upaya dilakukan agar kesuksesan menjadi kenyataan, namun karena kesalahan sendiri membuat bisnis menjadi gagal.
Seberapapun semangat anda untuk membangun bisnis tetap saja akan gagal dan bangkrut kalau kebiasaan buruk masih dilakukan. Jadi kebiasaan buruk itu harus dihindari dan dihentikan agar tidak semakin menggerogoti bisnis yang sudah dibangun dengan susah payah
Apa kebiasaan buruk pengusaha tersebut? Kebiasaan buruknya yaitu :
1. Kebiasaan Memiliki Piutang Yang Tidak Ditagih
Kebiasaan buruk pengusaha yang pertama adalah memiliki piutang usaha dan tidak tertagih. Apa sih piutang usaha? Piutang usaha yaitu ketika perusahaan akan menjual produk dan jasanya kepada pihak konsumen namun konsumen tidak langsung melakukan pembayaran. Biasanya piutang usaha ini dilakukan berdasarkan perjanjian dan dalam jangka waktu tertentu.
Yang jadi masalah adalah ketika konsumen tidak mampu membayarkan piutang tersebut sesuai perjanjian dalam jangka waktu tertentu maka bisa menggangu jalannya bisnis anda. Memiliki piutang tapi tidak tertagih karena berbagai alasan, salah satunya merasa tidak enak, takut kehilangan customer atau karena berharap customer akan membeli lebih banyak lagi. Jadi untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, jangan suka memberikan piutang kepada orang yang sulit untuk ditagih.
2. Kebiasaan Tidak Melakukan Cashflow Management
Cashflow Management adalah arus atau pergerakan uang masuk dan keluar dalam sebuah perusahaan setiap bulannya. Cashflow merupakan hal terpenting di sebuah perusahaan, karena masalah hutang piutang bisa diselesaikan dengan cashflow management. Ketika hutang anda banyak dan piutang yang tidak tertagih maka cashflow anda akan menjadi tidak sehat.
Dengan cashflow management bisa mengurangi hutang dan menggenjot pemasukan yang berasal dari piutang tersebut. Untuk mengelola cashflow yang benar tentunya harus melakukan pengukuran atau memproyeksikan cashflow dalam kurun waktu tertentu. Aturlah pengeluaran anda, jangan sampai anda terlena membeli suatu produk yang mahal tapi tidak berkualitas.
Anda bisa membeli produk dipasar tradisional meskipun banyak orang berpikir belanja dipasar itu kualitasnya kurang tetapi nyatanya banyak manufaktur-manufaktur atau produsen fashion memproduksi barang berkualitas dan dijual di pasar. Banyak sales-sales yang turun ke pasar untuk menjual dan membuat produk mereka muncul dipasar, jadi belum tentu pasar tradisional itu identik dengan kualitas yang jelek. Kelolalah cashflow dengan benar sehingga kebiasaan buruk ini bisa ditinggalkan agar bisnis anda bisa bertumbuh.
3. Kebiasaan Menurunkan Kualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kualitas memiliki arti tingkat baik atau buruk sesuatu, kadar. Jadi kualitas ini menjadi suatu penilaian terhadap sesuatu seperti akhlak seseorang, produk dan jasa. Kualitas produk merupakan karakteristik dari produk dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan mempunyai sifat laten.
kebiasaan buruk selanjutnya adalah pengusaha biasanya menurunkan kualitas. Kebiasaan menurunkan kualitas sebetulnya tidak disukai oleh customer karena dianggap merugikan. Customer tidak suka kalau kualitas produk anda dulunya bagus tapi sekarang kualitasnya menurun. Jadi anda harus hati-hati ketika memiliki produk, jasa, atau apapun itu yang dulunya bagus sekarang tidak bagus yang akhirnya menciptakan banyak komplain dan mulai banyak customer yang hilang. Untuk menghindari hal tersebut maka hilangkan kebiasaan menurunkan kualitas.
4. Kebiasaan Tidak Mengontrol Kualitas
Kalau sebelumnya kebiasaan buruk pengusaha itu menurunkan kualitas, selanjutnya yang harus anda buang adalah kebiasaan tidak mengontrol kualitas. Banyak pengusaha hanya meminta penilaian kualitas dari sudut pandang karyawannya saja bukan dari konsumen. Sehingga mengakibatkan produk atau jasa yang dipasarkan tidak bisa memuaskan keinginan konsumen. Pengusaha yang tidak mengontrol kualitas produk atau jasanya maka akan sulit untuk mempertahankan apalagi menarik konsumen baru, jadi segera tinggalkan kebiasaan buruk ini.
5. Kebiasaan Tidak Mau Belajar membaca Laporan Keuangan
Setiap akhir bulan business owner pasti menerima laporan keuangan yang dibuat oleh divisi keuangan, apa sih laporan keuangan? Menurut Ikatan Akuntan Indonesia laporan keuangan adalah proses laporan pada umumnya yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, perubahan ekuitas, posisi keuangan dan laporan lain serta materi akan penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa laporan keuangan itu sangat penting, kenapa? Karena laporan keuangan adalah sebuah alat yang digunakan untuk memahami kesehatan bisnis anda selain itu juga bisa dipakai untuk mengetahui seberapa tepat keputusan-keputusan bisnis yang telah anda jalankan dibulan sebelumnya. Jadi hilangkan kebiasaan buruk ini karena laporan keuangan bisa menjadi cermin untuk kesuksesan bisnis anda.
6. Kebiasaan Tidak Mau Melatih Tim
Karyawan merupakan salah satu asset yang dimiliki perusahaan, karena dengan adanya karyawan yang handal bisa membuat perusahaan semakin sukses dan berkembang. Untuk itu biasanya business owner akan memberikan pelatihan kepada karyawannya. Namun tidak jarang juga ada pengusaha yang memiliki pemikiran atau kebiasaan buruk yang tidak mau melatih timnya.
Sebetulnya hal itu sangat merugikan bagi perusahaan, misalnya karyawan sudah direkrut tapi tidak bisa mengerjakan tugasnya pasti yang rugi business owner. Salah satu alasan pengusaha tidak mau melatih tim karena merasa kalau sudah di training nanti akan resign dan menurut saya anda harus meningkatkan kualitas SDM serta melatih tim dengan baik, tinggalkan kebiasaan buruk ini jangan malas melatih tim.
7. Kebiasaan Tidak Melakukan Meeting Regular
Sebuah perusahaan yang baik akan selalu mengagendakan pertemuan atau meeting regular guna membahas dan membuat keputusan yang bisa berdampak keseluruh tim. Ada 2 jenis meeting yaitu meeting dengan leader dan meeting dengan tim. Adapun tujuan diadakannya meeting dengan leader adalah agar anda bisa memberikan banyak sekali arahan kepada leader dan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan kemajuan perusahaan.
Sedangkan tujuan meeting dengan tim adalah untuk mendapat informasi, keluhan dan pendapat agar menciptakan jalan keluar serta kesepakatan bersama. Jadi sebagai seorang leader lakukan regular meeting agar anda bisa lebih efektif.
8. Kebiasaan Membiarkan Karyawan Bermasalah Tetap Bermasalah
kebiasaan buruk pengusaha yang terakhir adalah membiarkan karyawan bermasalah tetap bermasalah. Maksudnya anda mengijinkan karyawan melakukan kesalahan tanpa ditegur, seharusnya anda bisa lebih bijak meskipun yang melakukan kesalahan itu orang yang berkualitas atau produktif.
Kesalahan business owner yang tidak menegur kesalahan tersebut karena beberapa alasan, salah satunya adalah karena takut mereka resign dan kehilangan karyawan yang bagus. Namun jika dibiarkan mereka menganggap perilaku negatif mereka diterima. Jadi ketegasan harus dilakukan untuk karyawan yang bermasalah.
Demikian 8 kebiasaan buruk yang harus dihindari dan jangan dilakukan business owner agar memiliki bisnis yang luar biasa dan hebat.